Akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak kemejaku
(kabut tipis pun turun pelan2
di lembah kasih, lembah mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan2 yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
apankah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudekap
kau dekaplah lebih mesra,
lebih dekat
(lampu2 berkelipan di jakarta yang sepi
kota kita berdua yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara
tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah kau masih akan berkata
ku dengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dala cinta
(haripun menjadi malam
ku lihat semuanya menjadi muram
wajah2 yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)
cahaya bulan menusuku dengan ribuan pertanyaan
yang tak kan pernah ku tahu dimana jawaban itu
bagai letusan berapi mennguncangku dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
manisku, aku jalan terus
menbawa kenangan2 dan harapan2
bersama hidup yang begitu biru
Jumat, 26 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar